Belanda merupakan negara kecil yang terletak di kawasan Eropa Barat. Luas total negara ini hanya 41,526 km2. Jumlah penduduknya pada tahun 2012 ini hanya sekitar 16,7 juta orang. Dengan keadaan tersebut, negara ini berada di peringkat ke-9 negara dengan kerapatan penduduk yang kecil. Meskipun negara ini termasuk negara kecil, namun faktanya Belanda termasuk dalam kelompok negara maju dan berada di peringkat ke-10 negara penerima hadiah nobel terbanyak (lihat: http://top-10-list.org/2011/02/20/the-most-nobel-prize-winners-countries/). Tercatat 19 tokoh dari Belanda telah menerima hadiah Nobel di berbagai bidang (lihat:http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Nobel_laureates_by_country).
Bagi negara Belanda, fisika merupakan bidang yang paling banyak mendapatkan hadiah nobel. Sepuluh (10) dari 19 penerima hadiah Nobel dari Belanda merupakan ilmuan fisika (fisikawan). Tercatat penerima hadiah nobel terakhir (tahun 2010) dari Belanda adalah fisikawan, bahkan tahun 1999 dua fisikawan Belanda sekaligus mendapatkan hadiah Nobel di bidang fisika.
Satu dari sepuluh (10) fisikawan Belanda peraih Nobel Fisika adalah Hendrik Lorentz (menerima nobel tahun 1902) yang berkontribusi terhadap perkembangan teori relativitas khusus. Dia mengungkapkan bahwa pengukuran jarak dan waktu oleh pengamat yang bergerak mendekati kecepatan cahaya akan memberikan hasil yang berbeda jika dibandingkan dengan pengamat dalam kedaan diam. Apa yang menjelaskan hal tersebut dikenal dengan istilah “Transformasi Lorentz”. Lain halnya dengan asistennya yaitu Pieter Zeeman (menerima nobel tahun 1902) yang terkenal melalui “Efek Zeeman”. Dimana dia berhasil menjelaskan mengapa spektrum diskrit dari atom-atom gas yang tereksitasi menjadi terpecah ketika gas tersebut berada dalam daerah bermedan magnet. Hal tersebut memberikan kontribusi yang sangat penting terhadap perkembangan teori tentang struktur atom. Hal ini menunjukkan bahwa fisikawan dari Belanda telah membuktikan bahwa mereka memainkan peranan penting dalam perkembangan teori-teori fisika.
Pencapaian tersebut tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satu faktor yang berpengaruh sangat besar adalah sistem pendidikan tinggi yang bermutu. Bisa dilihat kecenderungannya bahwa negara-negara yang termasuk dalam penerima hadiah nobel terbanyak memiliki universitas (institusi pendidikan tinggi) yang dinilai sangat unggul, memiliki reputasi global yang baik, dan menduduki top ranking dunia. Karena para penerima hadiah nobel merupakan akademisi dan praktisi terbaik yang lahir dan berasal dari institusi pendidikan tinggi yang bermutu. Tak terkecuali untuk negara Belanda, tanpa sistem pendidikan tinggi yang bermutu mustahil akan melahirkan fisikawan peraih hadiah nobel.
Lima universitas dari Belanda masuk dalam 100 besar universitas dunia yang memiliki reputasi terbaik (lihat: http://www.timeshighereducation.co.uk/world-university-rankings/2011-2012/reputation-rankings.html), salah satunya adalah Delft University of Technology. Universitas ini merupakan salah satu universitas yang terkenal sebagai salah satu institusi pendidikan pionir di bidang teknologi dan inovasi. Dengan masuknya lima (5) universitas dari Belanda dalam jajaran 100 universitas yang memiliki reputasi terbaik tahun 2011 maka bukan hal yang tidak mungkin negara Belanda akan kembali melahirkan fisikawan yang akan meraih hadiah nobel di bidang fisika. Who next? we will see.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar